Selasa, 21 Oktober 2014

Kunci Sukses Menjadi Orangtua Anak Autis

     Banyak pertanyaan yang selalu dipertanyakan orang tua kepada terapis ataupun guru anak autis. tetapi pertanyaan yang paling sering dilontarkan adalah "Bagaimanakah orangtua dapat memberikan penanganan terbaik bagi anak-anak autis?" dan jawabannya:
1. Lupakan semua yang Anda ketahui?
2. Lupakan semua yang Anda inginkan untuk diri sendiri?
3. Lupakan apa yang dinilai penting oleh masyarakat?
Karena lebih baik orang tua berfokus pada karakteristik masing-masing anak. Karena ada begitu banyak variasi pada anak-anak autis, begitu kompleks masalah yang anak hadapi, sehingga setiap anak perlu ditangani secara individual. Jangan terpaku pada kekurangan anak, tetapi selalu cari kelebihan dan kemampuan positifnya (Donna William).

     Intinya temukan dan kembangkan hal positif yang dimiliki anak!!!! Itulah yang terpenting untuk orangtua ketahui dan syukuri atas semua yang ada pada anak. Janganlah membandingkan anak kita dengan anak yang lainnya. Anak kita adalah anak unik yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sikap yang mencengkram anak kita adalah saat kita orangtua merasa paling tahu apa yang terbaik untuk anak, sehingga dengan sadar kita mulai memberikan batasan dan larangan-larangan atas perilaku anak yang malah menghambat perkembangan anak. Dengan terlalu seringnya kita mengabaikan keinginan anak dan perasaan anak demi mencapai target kemajuan yang sudah kita tentukan sendiri. Padahal hanya berempati dan memberi kebebasan bagi anak untuk melakukan hal-hal yang disukainya adalah cara orangtua untuk menunjukkan kepercayaan dan mengenal anak dengan baik.

     Secara psikologis anak autis memiliki kebutuhan yang sama dengan anak normal. Pertama, mereka ingin diterima sebagai individu yang unik dengan segala kekurangan dan keunggulannya. Mereka ingin dicintai dan sebagaimana adanya. Bila anak autis selalu diarahkan untuk berperilaku sebagai anak normal, ia akan merasa tertekan karena berarti penolakan terhadap kondisi dirinya. Kedua, mereka ingin belajar tentang dunia luar tetapi juga berharap dipahami dunianya oleh orang lain. jadi proses belajar harus dilakukan timbal balik. Anak autis harus belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan orangtua juga harus belajar memahami dunia anak. Ketiga, mereka ingin dipandang sebagai individu yang punya potensi-potensi positif dan mampu mencapai prestasi. Bila orangtua hanya berfokus pada kekurangan anak autis, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk berkembang secara optimal.

     Bagi keluarga, anak autis merupakan beban tersendiri karena membutuhkan perhatian terus-menerus serta menguras tenaga juga tabungan kita.  Situasi ini menimbulkan stres yang berkepanjangan dalam keluarga. Perubahan amat terasa dalam interaksi keluarga dan rencana jangka panjang. Dalam kehidupan sehari-hari, saudara sekandung harus pula menyesuaikan diri dengan adik/kakaknya yang istimewa. Terjadi perubahan dalam penerapan disiplin, cara komunikasi, kegiatan rekreasi, dan bahkan jenis makanan yang dinikmati di rumah. Hal penting yang perlu kita yakini adalah bahwa hadirnya anak autis bukan hal yang memalukan.Hal penting yang perlu kita yakini adalah bahwa hadirnya anak autis bukan hal yang memalukan (Adriana S. Ginanjar (2008), Panduan praktis mendidik anak autis menjadi orang tua istimewa, Jakarta).

        Percayalah kepada anak. Apapun yang anak miliki sekarang adalah "KARUNIA" yang begitu misterius untuk menjadi berkah bagi orangtua agar lebih mengenal anak. Konsisten, kesabaran, pengertian, cinta, kepercayaan dan pembimbingan adalah kunci keberhasilan bagi kita untuk lebih mengenal anak kita.

Oleh: Maria J. Sewow (Terapis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar